. rbbox {border: 1px solid #D8D8D8; padding: 5px; background-color: #E0F8E0;-moz-border-radius: 5px; margin: 5px;} . rbbox: hover {background-color: #EFFBEF;}
Welcome to The Untold Stories
Jangan Asal Pilih Travel Umroh (part1)
Bismillahirrahmanirrahim
1 Februari 2017

Alhamdulillah. Setelah sekian lama nabung dari hasil uang gajian kerja, di bulan Desember 2015 yang lalu, gue, kaka dan kakak ipar daftar umroh. Sistem pebayarannya itu bayar DP dulu Rp. 10jt dan bayar sisanya (Rp.8.5jt) tiga bulan sebelum keberangkatan.

Kita bertiga langsung daftar, dan insya Allah berangkat bulan desember 2016. Artinya jangka waktu selama 1 tahun. Selanjutnya gue bahasain dengan “gue” yang mewakili gue, kaka dan kaka ipar.
Gue milih travel ini karena selain termasuk murah, sebelumnya ada juga sodara dan orang tua kaka ipar gue pernah berangkat pake jasa ini. Jadi gue daftar ke pihak sekolah islam X , yang udah bekerja sama dengan travel Y. Kebetulan ibu dari kaka ipar gue adalah pengajar di sekolah X, jadinya makin tambah yakin aja kan.

Di bulan Juni, gue bikin passport. FYI kalo passport untuk umroh/haji harus ada minimal 3 suku kata. Misalnya Budi Yuliyanto Kusumo, atau kalo namanya cuman 1 kata, ditambahin pake bin/binti. Misalnya Budi Bin Dudung.

Di bulan November, setelah pelunasan biaya umrohnya, gue dikasih seperangkat kebutuhan umroh. Isinya ada Koper, tas kecil, Kain ihrom, Sabuk tanpa jahitan, sajadah, sama kain batik seragam travel. Di bulan ini juga diadain manasik umroh, yang waktu itu dilaksanain di masjid Blok M Square. Mungkin karena ada fasilitas manasiknya juga kali yah. Ada beberapa dokumentasinya nih pas manasik waktu itu.




Pas waktu manasik dijelasin gimana caranya umroh, muai dari Niat – Miqat – Thawaf – Sya’i – Tahallul. Dan disuruh lengkapin administrasinya. Macem foto 4x6, kartu kuning/suntik meningitis. Fotokopi KK, akta lahir.

Suntik Meningitis

Waktu itu gue belum ada kartu kuning meningitis, akhirnya gue cari lah dimana tempat yang bisa. Di jabodetabek ada 4 tempat. 1. KKP bandara Soetta 2. RS Fatmawati, 3. KKP Lanud Halim PKH, 4. KKP Tj. Priok. Yang paling deket ama rumah gue di fatmawati sama soetta. Gue pun tanya-tanya sama sodara yang dulu pernah kerja di fatmawti. Katanya mesti pagi-pagi cuy ke sana. Karena dibatasin per hari nya 150 antrian.

Waktu itu hr jumat, gue izin kerja remote aja. Gue berangkat jam setengah 6 pagi, sampe fatmawati jam setengah 7. Sampe sana nomor antrian udah ludes T____T

Katanya antrian udah abis dari jam setengah 5 pagi. Atrian udah dibuka jam 2 pagi. Mateee lah... gimana caranya coba antri dari malem malem gitu. Jadinya gue balik lagi dah. Black list dah di RS fatmawati. Hahaha.. kalo gamau nginep, jangan di situ ya suntiknya.

Seminggu kemudian gue datengin ke KKP Soetta. Antrian disini kuotanya per hari 350 antrian. Belajar penalaman dr yang sebelumnya, karena takut keabisan lagi akhirnya gue berangkat dar rumah jam 5 subuh, pas waktu itu gue sendirian ke sana. 


Buku kuning vaksin meningitis


PERCOBAAN IV RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
PERCOBAAN IV
RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

4.1 TUJUAN : - Menyelidikidanmempelajarisifat – sifatdaribermacam-macamrangkaian
                          Penyearah.
- Mempelajarikarakteristikdansifatbermacam-macam filter untuk penyearah
                         Gelombang.
4.2 DASAR TEORI
Rangkaian penyearah adalah rangkaian elektronika yang berfungsi menyearahkan gelombang arus listrik. Arus listrik yang bermula berupa arus bolak balik(AC) jika dilewatkan rangkaian penyearah akan berubah menjadi arus searah (DC).Salah satu penggunaan terpenting diode didasarkan pada kemampuan diode untuk menghantarkan arus hanya ke satu arah. Bila diode dipasang pada arus bolak balik atau arus AC , maka gellombang sinus bolak balik diubah menjadi gelombang searah atau DC.Ada tiga metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier) dan jembatan atau bridge.
Pada rangkaian penyearah  setengah gelombang, hanya menggunakan satu doda saja agar hanya satu fase gelombang sinusoida saja yang dilewatkan. Jarak antar bukit gelombang disebut riple. Didalam rangkaian, penambahan kapasitor berguna mengurangi riple tersebut.





4.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Trafo step down 6V : 1Buah
2. Multimeter : 2 Buah
3. Osiloskop : 1 Buah
4. DiodaSilikon : 2 Buah
5. DiodaJembatan (bridge) : 1 Buah
6. Resistor : 56Ω, 2kΩ
7. Kapasitor : 1uF, 22uF, 100uF, dan 1000uF
8. Kabel-kabelpenghubung

4.4 CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
A. Penyearah 1\2 Gelombang





1. Buatlahrangkaiansepertigambar 1 dengan RL sebesar 2 kΩ danVin(ac) = 6Vpp
2. UkurbesarVout(dc) danIout(dc)
3. GambarbemtukgelombangVin(ac) danVout(dc)
4. Tambahkan Filter C sebesar 1uF parallel dengan RL danulangilangkah 2) dan 3)
5. Selanjutnyaganti filter C berturut-turutsebesar 22uF, 100uFdan 1000uF laluulangilangkah 2) dab 3)



Tabel 1.Penyarah 1\2 Gelombang

Vin
Vout (dc)

Iout (dc)



ukur
hitung
ukur
hitung
Tanpa C
5,7 V
2,2 V
1,2 v
1,0 mA
0,5 mA
C = 1 uF
5,7 V
2,6 V
3,2 v
1,2 mA
1,45  mA
C = 22 uF
5,7 V
5,8 V
3,61 v
2,6 mA
1,64 mA
C = 100 uF
5,7 V
6 V
3,4 v
2,75 mA
1,55 mA
C = 1000 uF
5,7 V
6,2 V
3,2 v
2,8 mA
1,45 mA















4.5 ANALISA DAN PERHITUNGAN
Pada percobaan  penyearah setengah gelombang dengan rangkaian yang menggunakan satu diode dengan menggunakan trafo sebagai sumbernya yaitu 6 volt, dengan tanpa menggunakan kapasitor seperti Gambar.1 di lampiran . Pada siklus positif, diode akan melewatkan tegangan yang membuat kapasitor, terisi lalu diukur pada resistor akan membentuk sebuah gelombang, dan sebaliknya pada siklus negative diode tidak melewatkan tegangan, pada saat itu tegangan yang tadi telah terisi dikapasitor dikeluarkan dan diberikan resistor. Itu yang membuat tegangan pada resistor akan berkurang dan habis sesuai dengan kapasitasnya lalu kembali lagi ke siklus positif dan seterusnya.






Gambar 2. Dengan C=1uF
Gambar 1. Tanpa Kapasitor
Pada saat rangkaian ditambahkan kapasitor yang bernilai 1µF,kapasitor mulai didisi oleh muatan  sehingga di osciloskop tampak seperti Gambar.2. Saat siklus positif ia naik,saat siklus negative kembali turun tetapi karena ada kapasitor menyebakan penurunan tersebut tidak terlalu curam dari tanpa kapasitor.





Gambar 4. Dengan C=100uF
Gambar 3. Dengan C=22uF

Pada saat rangkaian tersebut diganti kapasitor yang kapasitasnya lebih besar yaitu 22 µF kapasitor mulai mengisi mulai lebih banyak seperti Gambar.3.
Diganti kembali dengan kapasitor yang kapasitasnya lebih besar yaitu 100 µF seperti Gambar.4. Disitu terlihat gambar pada kapasitor 22 µF dengan kapasitor 100 µF terlihat sama. Karena akibat pemilihan range volt/div dan time/div nya.





Gambar 5. Dengan C=1mF

Terakhir diganti kapasitor bernilai 1mF , akan seperti Gambar.5. Disitu hampir sperti garis karena muatan kapasitor jauh lebih besar dari sebelumnya, yang mengakibatkan saat muatan diisi dia akan mengeluarkannya  pelan-pelan karena muatan banyak, belum habis muatan dalam kapasitor tersebut kembali diisi lagi muatannya.

Tanpa C, R = 2,2 k
Vpp =  3,8 div . 2 v/div = 7,6 v
T = 4 div . 5 t/div= 20 ms
Vm = Vpp/2 = 3,8 v
Vdc = Vm π = 3,6 π = 1,2 v
Idc = Vdc Rl = 1,2 / 2,2 . 10 = 0,5 mA

C = 1µF , R = 2,2 k
Vpp =  3,6 div . 2 v/div = 7,2 v
T = 4 div . 5 t/div= 20 ms
Vm = Vpp/2 = 3,6 v
Vr = I . Rl
    = 1,2 . 10-3  .  2,2 . 10-3  = 2,64 v
Vdc =Vm +  Vr 2 = 3,6 + 3,6 2 = 4,8 v
Idc = Vdc Rl = 4,8 / 2,2 . 103 = 2,1 mA

C = 22µF , R = 2,2 k
Vpp =  3 div . 0,5 v/div = 1,5 v
T = 4 div . 5 t/div= 20 ms
Vm = Vpp/2 = 0,75 v
Vr = I . Rl
    = 2,6 . 10-3  .  2,2 . 10-3  = 5,72 v
Vdc =Vm +  Vr 2 = 0,75 + 5,72 2 = 3,61 v
Idc = Vdc Rl = 3,61 / 2,2 . 103 = 1,64 mA

C = 100µF , R = 2,2 k
Vpp =  3,2 div . 0,2 v/div = 0,64 v
T = 4 div . 5 t/div= 20 ms
Vm = Vpp/2 = 0,32 v
Vr = I . Rl
    = 2,75 . 10-3  .  2,2 . 10-3  = 6,05 v
Vdc =Vm +  Vr 2 = 0,32 + 6,05 2 = 3,4 v
Idc = Vdc Rl = 3,4 / 2,2 . 103 = 1,55 mA

C = 1000µF , R = 2,2 k
Vpp =  1,4 div . 0,1 v/div = 0,14 v
T = 4 div . 5 t/div= 20 ms
Vm = Vpp/2 = 0,07v
Vr = I . Rl
    = 2,8 . 10-3  .  2,2 . 10-3  = 6,16 v
Vdc =Vm +  Vr 2 = 0,07 + 6,16 2 = 3,2 v
Idc = Vdc Rl = 3,2 / 2,2 . 103 = 1,45 mA
Pada table dapat dilihat antara Vdc & Idc pengukuran dengan perhitungan berbeda cukup jauh dari yang seharusnya. Perbedaan ini mungkin karena adanya penggunaan rumus yang kurang tepat yang telah didapat sebelumnya.







4.6 KESIMPULAN
* Dioda diperlukan pada rangkaian penyearah setengah gelombang yang berguna menyearahkan arus pada suatu siklus pada tegangan DC.
*Dioda penyearah ½ gelombang tidak bagus untuk dijadikan sebagai pemasok sumber
tegangan untuk sebuah rangkaian elektronik. Karena hasil penyearahan tidak rata.
*Penambahan kapasitor berguna untuk mengurangi riple pada suatu gelombang.
*Semakin besar kapasitas suatu kapasitor maka semakin sedikit riplenya yang ditandai gelombang semakin datar.

KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASIS 11-KEL03-TT3D
PERCOBAPERCOBAAN VIII
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASIS





KELOMPOK : 3
ANGGOTA KELOMPOK : 1. ISTIVAN NUR PERMADI
 2. NABILLA SELGHEA
 3. NUR FADHILLAH SANI
KELAS : T. Telekomunikasi 3D
MATA KULIAH : LAB. ELKA ANALOG



TEKNIK ELEKTRO / TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2011
PERCOBAAN 11
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASIS
  1. TUJUAN
  1. Mempelajari karakteristik input transistor dalam konfigurasi common basis.
  2. Mempelajari karakteristik output transistor dalam konfigurasi common basis.
  3. Mempelajari cirri-ciri harga dari resistansi input, resistansi output, dan penguat arus transistor dalam konfigurasi common basis.

  1. DASAR TEORI
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk “memaksa” arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Emitter (CE), Common-Base (CB), dan Common-Collector (CC). Namun yang akan dibahas kali ini adalah konfigurasi Common Base.

Konfigurasi Common Base
Common base PNP dan NPN Transistor

Dalam praktikum ini yang dipergunakan adalah jenis npn. Arus basis IB dibuat kecil dengan membuat lapisan basis yang kecil. Arus basis ini terjadi oleh karena rekombinasi antara lubang dan elektron bebas yang ada di basis. Rekombinasi ini akan menyebabkan banyak atom donor yang kehilangan elektron, sehingga bermuatan positif. Akibatnya elektron dari tanah akan mengalir ke basis untuk membuatnya netral. Aliran elektron ini tak lain adalah arus basis itu.
Tampak bahwa arus kolektor : IC = IE - IB. Arus basis ini sebanding dengan arus emitor, yaitu IC = αIE. Parameter α disebut penguat arus untuk basis ditanahkan, oleh karena pada rangkaian di atas basis dihubungkan dengan tanah. Parameter α mempunyai nilai hampir sama dengan satu, yaitu :
α = 0,990 - 0,998
Lengkung ciri masukan transistor dengan hubungan basis ditanahkan sama dengan lengkungan ciri Statik dioda dalam keadaan panjar maju oleh karena sambungan emitor-basis diberi panjar maju, gambar berikut:

Ciri keluaran statik menyatakan bagaimana arus kolektor iC berubah dengan VCB untuk berbagai nilai arus statik dari emitor IE. Lengkung ciri statik transistor dengan hubungan basis ditanahkan ditunjukkan pada gambar di bawah ini untuk transistor jenis npn.

  1. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
  1. DC power supply 2 buah
  2. Transistor 1kΩ 2 buah
  3. Transistor NPN BC 107 1 buah
  4. Multimeter 3 buah
  5. Kabel-kabel penghubung

  1. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
  1. Karakteristik Input
  1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 1.
  2. Mengatur VCC sehingga VCB = 0V. kemadian atur pula VEE = 0V. lalu mengukur IE dan VEB, hasilnnya dicatat pada Tabel 1.
  3. Mengubah VCC sehingga VCB = 2 V. kemudian mengukur ulang IE dan VEB.
  4. Mengulangi pengukuran tersebut untuk harga VCB dan VEE yang lain

  1. Karakteristik Output
  1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 2.
  2. Mengatur VCC sehingga VCB = 0V. kemadian atur pula VEE = 0V. lalu mengukur IE dan VEB, hasilnnya dicatat pada Tabel 2.
  3. Mengubah VCC sehingga VCB = 2 V. kemudian mengukur VEE sehingga IE = 0. Ukur IC.
  4. Mengulangi pengukuran tersebut untuk harga VCB dan IEE yang lain

  1. GAMBAR RANGKAIAN
Gambar 1. Rangkaian Karakteristik input
Gambar 1. Rangkaian Karakteristik output
  1. HASIL PERCOBAAN

VEE
(V)
VCB = 0V

VCB = 2V

VCB = 4V

VCB = 6V

VCB = 8V


IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-2
1.25
0.7
1.35
0.7
1.35
0.6
1.35
0.7
1.35
0.6
-4
3.4
0.7
3.4
0.7
3.47
0.7
3.5
0.6
3.5
0.6
-6
5
0.7
5.25
0.7
5.25
0.75
5.25
0.75
5.3
0.75
-8
7.25
0.75
7.25
0.7
7.5
0.75
7.5
0.7
7.5
0.7
Tabel 1. Karakteristik Input


VCB = 0V

VCB = 2V

VCB = 4V

VCB = 6V

VCB = 8V

IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.6
1
1.3
1
1.35
1
1.3
1
1.3
2
0.65
2
2.05
2
2.05
2
2.05
2
2.05
3
0.6
3
3.5
3
3.5
3
3.5
3
3.5
4
0.65
4
4
4
4
4
4
4
4
Tabel 2. Karakteristik Output


  1. PERHITUNGAN

Rin = VEB / IE

*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt * VCB = 4 Volt
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~ - 0/0 = ~
- 0.7/1.25 = 0.56 - 0.7/1.35 = 0.51 - 0.6/1.35 = 0.44
- 0.7/3.4 = 0.2 - 0.7/3.4 = 0.2 - 0.7/3.4 = 0.2
- 0.7/5 = 0.14 - 0.7/5.25 = 0.13 - 0.75/5.25 = 0.14
- 0.75/7.25 = 0.1 - 0.75/7.25 = 0.1 - 0.75/7.5 = 0.1

*VCB = 6 Volt *VCB = 8 Volt
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~
- 0.7/1.35 = 0.51 - 0.6/1.35 = 0.44
- 0.6/3.5 = 0.17 - 0.6/3.5 = 0.17
- 0.75/5.25 = 0.14 - 0.6/5.3 = 0.11
- 0.7/7.5 = 0.093 - 0.7/7.5 = 0.09

Rout = VCB/IE
*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt * VCB = 4 Volt
- 0/0 = ~ - 2/0 = ~ - 4/0 = ~
- 0/1 = 0 - 2/1 = 2 - 4/1 = 4
- 0/2 = 0 - 2/2 = 1 - 4/2 = 2
- 0/3 = 0 - 2/3 = 0.6 - 4/3 = 1.3
- 0/4 = 0 - 2/4 = 0.5 - 4/4 = 1

*VCB = 6 Volt *VCB = 8 Volt
- 6/0 = ~ - 8/0 = ~
- 6/1 = 6 - 8/1 = 8
- 6/2 = 3 - 8/2 = 4
- 6/3 = 2 - 8/3 = 2.6
- 6/4 = 1.5 - 8/4 = 2


HFE = IC/IB IB = IE; Maka HFE = IC/IE

*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt Saat VCB = 4V, 6V dan 8V datanya
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~ sama seperti VCB = 2 Volt
- 0.6/1 = 0.6 - 1.3/1 = 1.3
- 0.65/2 = 0.32 - 2.05/2 = 1.02
- 0.6/3 = 0.2 - 3.5/3 = 1.16
- 0.65/4 = 0.16 - 4/4 = 1


  1. ANALISA

Karakteristik i-v BJT dengan konfigurasi ini dapat kita kembangkan dari pemahaman kita tentang diode dan pengoperasian transistor.
Karena sambungan emitor-basis seperti diode berpanjar maju, maka karakteristik masukan rangkaian ini (gambar b) mirip dengan karakteristik diode (gambar a). Terlihat bahwa efek dari tegangan kolektor-basis CB v cukup kecil. Dengan CB v berharga positif dan emitor hubung terbuka, = 0 E i volt dan bagian basis-kolektor pada dasarnya berpanjar mundur. ( CB v berharga negatif akan membuat sambungan kolektor-basis berpanjar maju dan akan mengalir iC berharga negatif).


Untuk E C CBO i = 0, i I (lihat gambar c), karakteristik kolektor mirip dengan karakteristik diode gambar 10.2-a pada kuadran tiga. Untuk = −5 E i mA, arus kolektor meningkat sebesar − ≅ +5 E α i Ma dan menampakkan bentuk kurva. Karena faktor α selalu lebih kecil dari satu ( = β / β +1), maka secara praktis konfigurasi basis-bersama tidak baik sebagai penguat arus.

Data hasil percobaan didapatkan gambar kurva sebagai berikut:
Pada karakteristik input digambarkan hanya satu buah garis kurva karena perbedaan antara variasi harga VEB hanya sedikit sekali pada tiap nilai VCB , sehingga dapat diambil satu garis kurva saja

  1. DAFTAR PUSTAKA
dan berbagai sumber lain




















LAMPIRAN


AN VIII
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASIS





KELOMPOK : 3
ANGGOTA KELOMPOK : 1. ISTIVAN NUR PERMADI
 2. NABILLA SELGHEA
 3. NUR FADHILLAH SANI
KELAS : T. Telekomunikasi 3D
MATA KULIAH : LAB. ELKA ANALOG



TEKNIK ELEKTRO / TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2011
PERCOBAAN 11
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASIS
  1. TUJUAN
  1. Mempelajari karakteristik input transistor dalam konfigurasi common basis.
  2. Mempelajari karakteristik output transistor dalam konfigurasi common basis.
  3. Mempelajari cirri-ciri harga dari resistansi input, resistansi output, dan penguat arus transistor dalam konfigurasi common basis.

  1. DASAR TEORI
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk “memaksa” arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Emitter (CE), Common-Base (CB), dan Common-Collector (CC). Namun yang akan dibahas kali ini adalah konfigurasi Common Base.

Konfigurasi Common Base
Common base PNP dan NPN Transistor

Dalam praktikum ini yang dipergunakan adalah jenis npn. Arus basis IB dibuat kecil dengan membuat lapisan basis yang kecil. Arus basis ini terjadi oleh karena rekombinasi antara lubang dan elektron bebas yang ada di basis. Rekombinasi ini akan menyebabkan banyak atom donor yang kehilangan elektron, sehingga bermuatan positif. Akibatnya elektron dari tanah akan mengalir ke basis untuk membuatnya netral. Aliran elektron ini tak lain adalah arus basis itu.
Tampak bahwa arus kolektor : IC = IE - IB. Arus basis ini sebanding dengan arus emitor, yaitu IC = αIE. Parameter α disebut penguat arus untuk basis ditanahkan, oleh karena pada rangkaian di atas basis dihubungkan dengan tanah. Parameter α mempunyai nilai hampir sama dengan satu, yaitu :
α = 0,990 - 0,998
Lengkung ciri masukan transistor dengan hubungan basis ditanahkan sama dengan lengkungan ciri Statik dioda dalam keadaan panjar maju oleh karena sambungan emitor-basis diberi panjar maju, gambar berikut:

Ciri keluaran statik menyatakan bagaimana arus kolektor iC berubah dengan VCB untuk berbagai nilai arus statik dari emitor IE. Lengkung ciri statik transistor dengan hubungan basis ditanahkan ditunjukkan pada gambar di bawah ini untuk transistor jenis npn.

  1. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
  1. DC power supply 2 buah
  2. Transistor 1kΩ 2 buah
  3. Transistor NPN BC 107 1 buah
  4. Multimeter 3 buah
  5. Kabel-kabel penghubung

  1. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
  1. Karakteristik Input
  1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 1.
  2. Mengatur VCC sehingga VCB = 0V. kemadian atur pula VEE = 0V. lalu mengukur IE dan VEB, hasilnnya dicatat pada Tabel 1.
  3. Mengubah VCC sehingga VCB = 2 V. kemudian mengukur ulang IE dan VEB.
  4. Mengulangi pengukuran tersebut untuk harga VCB dan VEE yang lain

  1. Karakteristik Output
  1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 2.
  2. Mengatur VCC sehingga VCB = 0V. kemadian atur pula VEE = 0V. lalu mengukur IE dan VEB, hasilnnya dicatat pada Tabel 2.
  3. Mengubah VCC sehingga VCB = 2 V. kemudian mengukur VEE sehingga IE = 0. Ukur IC.
  4. Mengulangi pengukuran tersebut untuk harga VCB dan IEE yang lain

  1. GAMBAR RANGKAIAN
Gambar 1. Rangkaian Karakteristik input
Gambar 1. Rangkaian Karakteristik output
  1. HASIL PERCOBAAN

VEE
(V)
VCB = 0V

VCB = 2V

VCB = 4V

VCB = 6V

VCB = 8V


IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
IE
(mA)
VEB
(V)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-2
1.25
0.7
1.35
0.7
1.35
0.6
1.35
0.7
1.35
0.6
-4
3.4
0.7
3.4
0.7
3.47
0.7
3.5
0.6
3.5
0.6
-6
5
0.7
5.25
0.7
5.25
0.75
5.25
0.75
5.3
0.75
-8
7.25
0.75
7.25
0.7
7.5
0.75
7.5
0.7
7.5
0.7
Tabel 1. Karakteristik Input


VCB = 0V

VCB = 2V

VCB = 4V

VCB = 6V

VCB = 8V

IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
IE
(mA)
IC
(mA)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0.6
1
1.3
1
1.35
1
1.3
1
1.3
2
0.65
2
2.05
2
2.05
2
2.05
2
2.05
3
0.6
3
3.5
3
3.5
3
3.5
3
3.5
4
0.65
4
4
4
4
4
4
4
4
Tabel 2. Karakteristik Output


  1. PERHITUNGAN

Rin = VEB / IE

*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt * VCB = 4 Volt
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~ - 0/0 = ~
- 0.7/1.25 = 0.56 - 0.7/1.35 = 0.51 - 0.6/1.35 = 0.44
- 0.7/3.4 = 0.2 - 0.7/3.4 = 0.2 - 0.7/3.4 = 0.2
- 0.7/5 = 0.14 - 0.7/5.25 = 0.13 - 0.75/5.25 = 0.14
- 0.75/7.25 = 0.1 - 0.75/7.25 = 0.1 - 0.75/7.5 = 0.1

*VCB = 6 Volt *VCB = 8 Volt
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~
- 0.7/1.35 = 0.51 - 0.6/1.35 = 0.44
- 0.6/3.5 = 0.17 - 0.6/3.5 = 0.17
- 0.75/5.25 = 0.14 - 0.6/5.3 = 0.11
- 0.7/7.5 = 0.093 - 0.7/7.5 = 0.09

Rout = VCB/IE
*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt * VCB = 4 Volt
- 0/0 = ~ - 2/0 = ~ - 4/0 = ~
- 0/1 = 0 - 2/1 = 2 - 4/1 = 4
- 0/2 = 0 - 2/2 = 1 - 4/2 = 2
- 0/3 = 0 - 2/3 = 0.6 - 4/3 = 1.3
- 0/4 = 0 - 2/4 = 0.5 - 4/4 = 1

*VCB = 6 Volt *VCB = 8 Volt
- 6/0 = ~ - 8/0 = ~
- 6/1 = 6 - 8/1 = 8
- 6/2 = 3 - 8/2 = 4
- 6/3 = 2 - 8/3 = 2.6
- 6/4 = 1.5 - 8/4 = 2


HFE = IC/IB IB = IE; Maka HFE = IC/IE

*VCB = 0 Volt * VCB = 2 Volt Saat VCB = 4V, 6V dan 8V datanya
- 0/0 = ~ - 0/0 = ~ sama seperti VCB = 2 Volt
- 0.6/1 = 0.6 - 1.3/1 = 1.3
- 0.65/2 = 0.32 - 2.05/2 = 1.02
- 0.6/3 = 0.2 - 3.5/3 = 1.16
- 0.65/4 = 0.16 - 4/4 = 1


  1. ANALISA

Karakteristik i-v BJT dengan konfigurasi ini dapat kita kembangkan dari pemahaman kita tentang diode dan pengoperasian transistor.
Karena sambungan emitor-basis seperti diode berpanjar maju, maka karakteristik masukan rangkaian ini (gambar b) mirip dengan karakteristik diode (gambar a). Terlihat bahwa efek dari tegangan kolektor-basis CB v cukup kecil. Dengan CB v berharga positif dan emitor hubung terbuka, = 0 E i volt dan bagian basis-kolektor pada dasarnya berpanjar mundur. ( CB v berharga negatif akan membuat sambungan kolektor-basis berpanjar maju dan akan mengalir iC berharga negatif).


Untuk E C CBO i = 0, i I (lihat gambar c), karakteristik kolektor mirip dengan karakteristik diode gambar 10.2-a pada kuadran tiga. Untuk = −5 E i mA, arus kolektor meningkat sebesar − ≅ +5 E α i Ma dan menampakkan bentuk kurva. Karena faktor α selalu lebih kecil dari satu ( = β / β +1), maka secara praktis konfigurasi basis-bersama tidak baik sebagai penguat arus.

Data hasil percobaan didapatkan gambar kurva sebagai berikut:
Pada karakteristik input digambarkan hanya satu buah garis kurva karena perbedaan antara variasi harga VEB hanya sedikit sekali pada tiap nilai VCB , sehingga dapat diambil satu garis kurva saja

  1. DAFTAR PUSTAKA
dan berbagai sumber lain




















LAMPIRAN