Nama:  Nur Fadhillah Sani
NIM: 13223872
 


1. Apakah CDMA bisa terjadi penyadapan dan jamming?

Jawaban: Ya, CDMA dapat di sadap dan di jamming.
Teknologi penyadapan sebelumnya hanya terbatas digunakan untuk menyadap frekuensi GSM saja atau CDMA saja. Beberapa contoh model alat sadap adalah Cellular Monitoring CDMA Intercept model G-Com 2066 untuk penyadapan frekuensi CDMA dan Cellular Monitoring GSM Intercept model GSM 3060TP untuk penyadapan frekuensi GSM.

Cellular Monitoring CDMA Intercept model G-Com 2066 merupakan alat yang digunakan untuk menangkap, menyimpan, dan dan juga buisa memutar kembali percakapan telephone dari jaringan telephone selular CDMA. Alat ini digunakan oleh penegak hokum dan juga lembaga pemerintahan untuk memantau dan menyimpan percakapan telepon seluler CDMA dari tersangka kriminal, militan, teroris, dan mereka yang melakukan spionase.


G-Com Intercept 2066 CDMA juga berfungsi sebagai SMS Intercept, mampu menangkap SMS (layanan pesan singkat). Intercept CDMA merupakan sistem pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirimkan dari sistem alat tersebut. Selain itu, Intercept CDMA tidak mempengaruhi komunikasi selular antara handset ponsel dan penyedia layanan selular. Oleh karena itu, jaringan telepon seluler tidak menerima gangguan elektromagnetik.

Sistem cellular intercept beroperasi secara otomatis mendeteksi sinyal dari jaringan CDMA. Selain bekerja sebagai mobile phone intercept di jaringan CDMA, alat ini juga mengangkap kanal control dan juga percakapan dengan melalui kanal trafik.


2. Buatlah ilustrasi pada GSM 1 channel, BW Total GSM, Jumlah channel Total!

Jawaban: Parameter-parameter yang digunakan dalam sistem radio GSM, diantaranya adalah sebagai berikut. Menggunakan 2 band dengan lebar 25 MHz untuk masing-masing uplink dan downlink. Frekuensi 890-915 MHz untuk uplink (MS ke Base Station) dan frekuensi 935-960 MHz untuk downlink (Base Station ke MS).

·    Kedua alokasi frekuensi tersebut masing-masing dibagi ke dalam beberapa kanal frekuensi dengan lebar 200 kHz yang biasa disebut sebagai Absolute Radio Frequency Channel Numbers (ARFCN).
·         Spacing channel antara frekuensi uplink dan downlink adalah 45 MHz.
Setiap alokasi frekuensi tertentu atau ARFCN dipakai bersama-sama oleh 8 user dengan menggunakan metode TDMA. Masing-masing user menggunakan timeslot tertentu yang unik.
·         Setiap timeslot memiliki durasi 576,88 μS. Sedangkan sebuah single TDMA frame memiliki durasi 4,615 mS. Total kanal yang tersedia dengan bandwidth 25 MHz adalah 125 kanal. Namun, digunakan guard band sebesar 100 kHz pada upper dan lower spektrum GSM, sehingga hanya tersedia 124 kanal (ARFCN).




Terdapat dua jenis kanal pada GSM, yaitu kanal fisik dan kanal logic. Kanal fisik pada GSM merupakan 8 timeslot yang disediakan tiap ARFCN dengan lebar 200 kHz (sebuah timeslot merupakan satu kanal fisik).
Kanal logic merupakan tipe data yang ditumpangkan pada kanal fisik. Bentuk data yang dilewatkan dibagi menjadi dua, yaitu dapat berupa data trafik (traffic channel) maupun data kontrol dan signalling (control channel). Kemudian kanal kontrol dibagi lagi menjadi 3 bagian seperti diperlihatkan gambar berikut.

Berikut merupakan penjelasan singkat bagian-bagian dari kanal kontrol.
Kanal Kontrol
Kanal kontrol membawa informasi signalling yang digunakan MS untuk mencari Base Station, sinkronisasi dan penerimaan informasi yang digunakan untuk pelaksanaan call-setup. Kanal kontrol dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut
1.      Broadcast Channel (BCH). Semua BCH ditransmisikan point to multi-point ke arah downlink. BCH terdiri dari Frequency Correction Channel (FCCH), Synchronization Channel (SCH) dan Broadcast Control Channel (BCCH). FCCH menyediakan frequency correction information yang digunakan oleh MS untuk sinkronisasi dengan BTS dan mengecek carrier BCCH. SCH membawa data Base Station Identity Code (BSIC) dan frame TDMA yang digunakan untuk sinkronisasi MS untuk struktur frame dari Base Station baru. BCCH digunakan untuk menyiarkan informasi umum ke semua MS. FCCH, SCH dan BCCH dipancarkan secara terus menerus.
2.      Common Control Channel (CCCH). Semua CCCH dikirim point to point dan bersifat dipergunakan bersamaan oleh MS. CCCH terdiri dari Random Access Channel (RACH), Paging Channel (PCH) dan Access Grant Channel (AGCH). RACH digunakan oleh MS untuk meminta akses ke sistem untuk call setup, SMS, location update, dsb. Informasi RACH dikirim melalui uplink. PCH digunakan untuk paging di MS. Informasi PCH dikirim melalui downlink. AGCH digunakan untuk menandai SDCCH. Informasi AGCH dikirim melalui downlink. RACH, PCH serta AGCH dipancarkan tergantung permintaan.
3.      Dedicated Control Channel (DCCH). Semua DCCH dikirim secara point to point melalui uplink dan downlink. DCCH bersifat dipergunakan oleh MS yang sudah ditentukan untuk pelanggan tertentu. Terdiri dari Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH), Slow Associated Control Channel (SACCH) dan Fast Associated Control Channel (FACCH). SDCCH membawa informasi signalling selama call setup. Informasi SDCCH dikirim melalui uplink atau downlink. SACCH mengirim panggilan control data dan laporan pengukuran. Informasi SACCH dikirim melalui uplink atau downlink.  FACCH membawa informasi signalling yang penting, digunakan selama handover. Informasi FACCH dikirim melalui uplink dan downlink.

Kanal Trafik
Traffic Channel (TCH) membawa suara atau data untuk layanan komunikasi. Terdapat dua tipe TCH, yaitu Full Rate dan Half Rate. TCH dapat ditempatkan di timeslot manapun, kecuali untuk timeslot pertama pada carrier pertama.
1.      Full Rate. TCH Full Rate menangani encoding voice atau data. Informasi TCH dikirim pada bit rate 13 kbps.
2.      Half Rate. Dengan kanal half rate, MS akan hanya memakai setiap detik timeslot, setiap MS yang lainnya idle. Maka dua MS akan bisa menggunakan kanal fisik yang sama. Kecepatan bit rate-nya 6,5 kbps.


Artikel Terkait: