Bismillahirrahmanirrahim
29 Juli 2012

Kemarin, gue ada seminar di Jakarta Bookfair di Istora, Senayan. Acara yang diadain sama IKAPI itu lumayan gede tapi gak semeriah acara Islamic bookfair (IBF).

Seminar yang gue ikutin ada di lantai 2 Istora, ruang Anggrek. Ruangannya cukup luas tapi yang gue kaget kok bangkunya Cuma empat baris. Dikit amat. Ternyata pihak pengelola membatasi pemakaian kursi. Jadi, jumlah peserta yang daftar di hari-hari sebelumnya di hitung dan sesuai dengan jumlah kursi yang ada, pas!
Materi hari itu tentang bisnis publishing. Ya walau gak menyangkut sama jurusan gue –elektro, tak apa lah. Ilmu kan bisa apa aja. Yang jelas ilmu gue nambah saat itu. Pembicaranya tuh CEO Agromedia Publishing. Pak Hikmat namanya. Berawal dari karyawan sederhana, sekarang beliau punya 17 anak perusahaan. Gak diceritain sih gimana bisa 17 anak perusahaan, tapi seminarnya cukup baik lah. Interaktif orangnya.



Satu hal yang paling menarik dari pembicaraan itu bagi gue adalah kalimat ini, “jangan takut mundur! Mundur bukan berarti kalah. Kalian tahu ketapel? Ketapel mundur untuk melesat!. Ya, mundur dengan mempersiapkan segala sesuatu sehingga kita bisa bangkit dan maju!”

Seminar selesai sekitar pukul 15.30. abis seminar kita (gue, Hafizh, Tino, Ogi dan ada Nabilla, tp dia misah udah sama temennya) keliling stand-stand. Gue kira stand nya Cuma di depan Istoraa doing kali, ternyata itu sampe dalem-dalem. Persis kaya IBF. Stand yang pertama gue kunjungin tuh Gramedia, selain si Ogi mau beli bukunya Mimpi Sejuta Dollar, gue juga liat-liat buku lainnya Merry Riana, A Gift from A Friend. Tapi akhirnya gue gak jadi beli karena buku gue yang sebelumnya gue beli jg belum selesai di baca.

Gue dapet brosur yang nunjukin stand al-Quran ‘Cordoba’. Yang menarik dari stand itu adalah bisa minum air zamzam gratis! Wihhh. Keren nih, harus nyobain deh kalo ke JBF. Gak Cuma bisa nikmatin air terbaik di seluruh dunia itu juga. Tapi bisa foto+cetak gratis, weww. Akhirnya setelah minum air zamzam kita semua foto. Ada studio mininya juga. Eh, si Ogi demen sama penjaga yang pake kerudung pink, hehe..


Lanjut keliling stand. Sekarang kita masuk ke area dalam istora. Lapangan yang sebelumnya digunakan buat lapangan bulu tangkis itu dijadikan stand-stand buku dan panggung acara. Kita keliling stand di sana dan ada satu stand yang eye catching, stand apa itu? Itu adalah stand Tempo. Penjaga stand-nya perempuan-perempuan paruh baya yang, errghhhh…. Eye catching!! Menarik perhatian! Hey, laki tetaplah lelaki. Haha.. gak di mana, gak di mana. Ya gak? Gue rasa slogan Tempo emang pas banget saat itu, “Enak dibaca dan perlu”. Tinggal ganti aja kata ‘dibaca’ jadi ‘dilihat’, hehehe. ada juga snap shot-nya loh. Intip yokk.. (jgn ngedip ya)


Artikel Terkait: