Bismillahirrahmanirrahim
24 Maret 2012
Beberapa
hari terakhir panas banget, kenapa yah? Ini adalah fenomena
alam yang biasa, namun unik dan menakjubkan karena tidak akan terjadi disembarang tempat. Dalam kurun waktu satu tahun (12
bulan), pada waktu-waktu tertentu yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September sebanyak dua kali bayangan matahari akan
menghilang di sekitar kita.
Peristiwa ini di Indonesia hanya dapat di saksikan di Kota Pontianak, tepatnya di areal Tugu Khatulistiwa sekitar
3 Km dari kota yang menjadi lokasi titik
nol (0 derajat, 0 menit dan 0 detik) garis khatulistiwa.
Fenomena
ini terjadi pada saat titik
kulminasi matahari, yakni ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa.
Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala kita sehingga
menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.
Peragaan gerak semu matahari (dokumen pribadi saat WAA di Planetarium Jakarta) |
Hari
kulminasi atau disebut juga Ekinoks
Matahari adalah hari ketika matahari tepat berada di wilayah
khatulistiwa. Selama satu tahun, matahari mengalami dua kali Ekinoks. Apa
penyebab terjadinya Ekinoks Matahari? Ekinoks matahari merupakan akibat dari
gerak semu matahari. Gerak semu memerlihatkan bahwa matahari seolah-olah
bergerak sepanjang tahun terhadap bumi dari arah utara menuju selatan.
Menurut
asal katanya Equinok bermakna panjang waktu siang sama dengan panjang waktu
malam seperti juga anggapan umum. Namun kenyataannya tidak. Saat equinox
ternyata siang lebih panjang dari malam. Contohnya di Yogyakarta, pada hari
jumat (23/9) menurut kalkulasi Matahari terbit pada 05.28 WIB dan terbenam pada
pukul 17.34 WIB. Artinya siang lebih panjang 6 menit dari malam. Lho kenapa ya…
hayoo ada yang tahu..?
Pada 21
Juni, matahari berada di belahan bumi utara (23,5 derajat Lintang Utara). Pada
23 September, matahari berada tepat di khatulistiwa. Pada 22 Desember, matahari
berada di belahan bumi selatan (-23,5 derajat Lintang Selatan). Pada 21 Maret,
matahari kembali berada di khatulistiwa. Pada saat matahari berada di utara dan
selatan (21 Juni dan 22 Desember) disebut dengan Solstis Matahari.
![]() |
Gerak semu matahari |
Kenapa
terjadi gerak semu? Bumi melakukan dua gerakan sekaligus: berotasi pada
sumbunya dan berevolusi terhadap matahari. Sumbu rotasi bumi tidak tegak lurus
terhadap sumbu revolusi, tapi memiliki kemiringan sebesar 23,5 derajat. Karena
kemiringan ini, bagian bumi yang diterangi matahari berbeda-beda selama
setahun. Dari Maret hingga September, lebih banyak menerangi bumi utara
daripada selatan. Kemudian, dari September hingga Maret terjadi sebaliknya.
Jika
fenomena ini dicermati dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari bergerak
dari utara ke selatan selama setengah tahun, lalu bergerak dari selatan ke
utara pada setengah tahun berikutnya. Gerak semu ini juga berakibat pada
terbentuknya empat musim di bumi, yaitu: gugur, dingin, semi, panas. Akibat
Ekinoks Matahari Pada saat terjadi Ekinoks, lama waktu antara siang dan malam
sama (12 jam) di seluruh permukaan bumi.
Bagi
kita yang hidup di khatulistiwa, mungkin malam dan siang sama lamanya. Tapi
tidak bagi orang yang tinggal di kawasan utara atau selatan. Di musim dingin,
orang Eropa merasakan malam lebih panjang dari siang. Sementara pada saat yang
bersamaan, orang Australia merasakan siang yang lebih lama. Nah, pada saat
ekinoks inilah, orang di utara atau selatan merasakan rentang waktu siang dan
malam yang sama.
Di kota
Pontianak, Kalimantan Barat terdapat monumen yang dinamakan Tugu Katulistiwa.
Tugu ini dibangun pada 1928 oleh para astronom Belanda yang sedang melakukan
expedisi di sana. Sepuluh tahun kemudian seorang arsitek Indonesia yang bernama
Silaban (Arsitek Monasdan masjid Istiqlal) menyempurnakan bangunan ini sehingga menjadi lebih indah.
![]() |
Tugu Nol derajat di Pontianak |
Ada sebuah
tradisi menarik disana saat datangnya peristiwa Equinox. Berbagai pertunjukan
kesenian khas dari etnik dayak dan Malaysia digelar di sana. hari itu Tugu
Khatulistiwa akan kehilangan bayangannya saat tengah hari selama beberapa
menit. Fenomena inilah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat
dimana batas belahan bumi Utara-Selatan berada yaitu tepat di titik nol derajat
(saya cek pakai Google Earth ternyata geser 116 meter dari garis Ekuator) Apa
harus digotong lagi? Nah lho.. kenapa ya!
Selain
itu, ekinoks juga digunakan sebagai penanda musim, terutama bagi mereka yang
tinggal di kawasan utara dan selatan. Contohnya, di kawasan utara, 21 Maret (Vernal
Equinox) adalah penanda awal musim semi, sementara 23 September (Autumnal
Equinox) merupakan awal musim gugur.
Peristiwa alam ini
menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan untuk
menyaksikan bagaimana bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik
saat diterpa sinar matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di
sekitar tugu. Bahkan, pada pukul 12.00, telur dapat diletakkan dalam keadaan berdiri seimbang!![]() |
Telur di ujung batu |
sumber: kafeastronomi.com, dreamindonesia.wordpress.com, dan berbagai sumber lain