Bismillahirrahmanirrahim
29 Juni 2011
29 Juni 2011
"Kyai,
perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang
berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara
diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?"
Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dim...aksud
oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat
pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku.
Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak
habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan
dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab
pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Setelah pertemuannya dengan Kartini..
Kyai Sholeh Darat tergugah untuk
menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini,
Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman
Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat
Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim.Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam
arti yang sesungguhnya.
Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga
Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.
Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini
menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa Allahlah yang telah membimbing
orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur).
Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang
berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses
perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah.
Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang
kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis
suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan
"Door Duisternis Tot Licht".
Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat- surat Kartini, maka Mr.
Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini-menjadikan kata-kata tersebut
sebagai judul dari kumpulan surat Kartini
..Selamat hari kartini..mudahan2 ini menjadi infirasi dan semangat khususnya kaum wanita dlm membangun bangsa dan NKRI yg kita cintai ini..amiin..
------
source: lupa.. maaf yg ngerasa nulis ini, hehe
perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang
berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara
diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?"
Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dim...aksud
oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat
pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku.
Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak
habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan
dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab
pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Setelah pertemuannya dengan Kartini..
Kyai Sholeh Darat tergugah untuk
menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini,
Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman
Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat
Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim.Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam
arti yang sesungguhnya.
Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga
Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.
Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini
menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa Allahlah yang telah membimbing
orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur).
Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang
berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses
perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah.
Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang
kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis
suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan
"Door Duisternis Tot Licht".
Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat- surat Kartini, maka Mr.
Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini-menjadikan kata-kata tersebut
sebagai judul dari kumpulan surat Kartini
..Selamat hari kartini..mudahan2 ini menjadi infirasi dan semangat khususnya kaum wanita dlm membangun bangsa dan NKRI yg kita cintai ini..amiin..
------
source: lupa.. maaf yg ngerasa nulis ini, hehe